Asam urat merupakan substansi akhir dari hasil metabolisme purin dalam tubuh. Asam urat yang berlebihan tidak akan tertampung dan termetabolisme seluruhnya dalam tubuh yang mengakibatkan peningkatan kadar asam urat dalam darah yang disebut juga hiperurisemia.
Penyakit asam urat berkaitan dengan pola asupan makanan, sehingga salah satu cara pencegahan dengan mengontrol pola asupan makanan. Jika tidak mengontrol pola asupan, kadar asam urat dalam darah akan berlebihan dan menimbulkan penumpukan kristal asam urat yang apabila terbentuk pada cairan sendi, maka akan terjadi penyakit asam urat.
Faktor risiko yang mempengaruhi tingginya asam urat adalah umur, genetik, asupan purin yang berlebihan, kegemukan, penyakit jantung dan konsumsi obat-obatan tertentu (diuretika) dan gangguan fungsi ginjal. Konsumsi purin yang terdapat dalam daging dan seafood berhubungan terhadap risiko peningkatan kadar asam urat, sedangkan produk susu dapat menurunkan risiko gout dan konsumsi purin dari tumbuh-tumbuhan tidak berpengaruh terhadap risiko gout. Sedangkan konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, ubi jalar dan ketela dapat memacu pembuangan kelebihan asam urat dalam darah(Sustrani, 2004).
Obesitas juga bisa menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya asam urat. Penyakit asam urat erat kaitannya dengan obesitas. konsumsi makanan berlemak, santan, jeroan serta pola hidup. Orang yang gemuk cenderung memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Beberapa dari makanan yang sering kita konsumsi seperti jeroan, udang, kangkung dan ikan putih mengandung purin yang sangat tinggi. Produk makanan yang mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang tertentu yang mempunyai riwayat keluarga dengan gangguan metabolisme asam urat. Jika tidak dikendailkan maka jumlah asam urat dapat meningkat melebihi batas normal.
(Sumber: Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016)