DEMAM



Suhu tubuh manusia dipertahankan pada kisaran <=37.2 oC pada pagi hari dan <= 37.8 oC pada sore hari. Pusat termoregulator terdapaat di hipotalamus. Demam adalah peningkatan suhu tubuh normal akibat peningkatan hypothalamic set point. Hiperpireksia, adalah peningkatan suhu tubuh > 41,5 oC, dapat terjadi akibat infeksi, biasanya berhubungan dengan perdarahan susunan saraf pusat. Hipetermia, adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak terkontrol tanpa perubahan hypothalamic set point, dan tidak berhubungan dengan adanya pirogen. Pada pasien dengan kelainan genetik tertentu, anestesi inhalasi (misalnya halation), dapat menyebabkan hipertermia, disebut hipertermia malignan; demikian juga obat-obat neuroleptic (misalnya haloperidol) dapat menyebabkan hipertermia malignan neuroleptic.

Demam terjadi karena pelepasan pirogen eksogen dari dalam leukosit yang sebelumnya terangsang oleh pirogen eksogen dari mikroorganisme atau hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan infeksi. Di dalam Hipotalamus pirogen merangsang pelepasan asam arakidonat dan meningkatkan sintesis prostaglandin E2 yang dapat menyebabkan pireksia.

Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus, peningkatan suhu ini akan berdampak buruk bagi anak bahkan bisa mengakibatkan kejang dan penurunan kesadaran.

Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu dihipotalamus (Sodikin, 2012). Sebagian besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang system tubuh. Selain itu demam mungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Sodikin, 2012).

Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Maharani, 2011). Aryanti Wardiyah1 , Setiawati2 , Umi Romayati, JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol 10, No 1, Januari 2016 : 36-44.



Bagikan :